Apakah disekitar rumah Anda masih ada rumah yang
belum menggunakan listrik? Tentunya sudah sangat langka rumah yang belum
menggunakan listrik. Anda pasti tidak asing lagi dengan listrik. Listrik adalah
sumber kebutuhan penting dalam kehidupan. Tanpa adanya listrik, dunia serasa
gelap dan hampa. Tahukah Anda, apa sebenarnya listrik itu ? Bagaimana listrik
bisa mengalir ? Bagaimana listrik bisa sampai ke rumah kita ? Berapa energi
yang ditimbulkan oleh listrik ? Untuk memahami lebih lanjut tentang listrik,
mari kita pelajari uraian berikut.
Listrik adalah salah
satu bentuk energi yang ditimbulkan oleh gerak partikel-partikel bermuatan yang
disebut elektron. Listrik sudah ada
sejak terbentuknya alam raya ini. Kalian dapat melihat fenomena listrik secara
alami di alam raya ini yaitu petir. Di awan terjadi loncatan elektron yang akan
membentuk petir.
Studi tentang listrik dibagi menjadi dua, yaitu
listrik statis (berkaitan dengan muatan listrik dalam keadaan diam) dan listrik
dinamis (berkaitan dengan muatan listrik dalam keadaan bergerak yang disebut
arus listrik).
Peristiwa
menyalanya lampu disebabkan karena adanya arus listrik yang mengalir pada
lampu. Apa arus listrik itu ???
Arus
listrik bergerak dari potensial tinggi ke potensial rendah, dari positif ke
negatif, dari anoda ke katoda. Syarat terjadinya arus listrik adalah karena
adanya perbedaan potensial yang ditimbulkan oleh sumber arus atau sumber
tegangan. Jadi arus listrik adalah muatan listrik yang mengalir dalam suatu
rangkaian.
Besarnya
arus listrik dinamakan kuat arus listrik yang didefinisikan sebagai banyaknya
muatan listrik yang mengalir pada penampang suatu konduktor tiap satu satuan
waktu.
Dimana:
I = Kuat
arus listrik (Coulomb/sekon atau Ampere)
Q =
jumlah muatan (Coulomb)
t =
waktu tempuh (sekon)
Ketika
terjadi mati listrik, maka lampu-lampu tidak akan menyala, karena tidak ada
arus yang mengalir. Bagaimana agar arus listrik dapat mengalir terus ? Agar
arus listrik dapat mengalir terus dalam suatu penghantar, maka pada ujung-ujung
penghantar harus selalu ada beda potensial. Alat yang dapat menghasilkan beda
potensial atau tegangan listrik adalah sumber tegangan atau sumber arus
listrik. Sumber tegangan bermacam-macam, diantaranya adalah elemen volta, elemen kering, dan aki.
a.
Elemen Volta
Elemen volta merupakan sumber tegangan listrik
yang pertama yang dikembangkan oleh Alesandro Volta. Beda potensial yang
dihasilkan elemen volta sekitar 1,1 vol
b.
Elemen Kering
Elemen kering disebut juga batu baterai. Beda
potensial yang dihasilkan batubaterai sekitar 1,5 volt
c.
Aki
Aki disebut juga baterai basah. Aki merupakan
elemen sekunder karena dapat diisi ulang. Jenis aki yang digunakan adalah aki
timbal.
Hukum
ohm mempelajari tentang hubungan kuat arus dengan beda potensial ujung-ujung
hambatan. George Simon Ohm (1787-1854),
melalui eksperimennya menyimpulkan bahwa arus I pada kawat penghantar
sebanding dengan beda potensial V yang diberikan ke ujung-ujung kawat
penghantar tersebut:
Besarnya
arus yang mengalir pada kawat penghantar tidak hanya bergantung pada tegangan,
tetapi juga pada hambatan yang dimiliki kawat terhadap aliran elektron. Kuat
arus listrik berbanding terbalik dengan hambatan:
Makin
besar hambatan ini, makin kecil arus untuk suatu tegangan V. Dengan
demikian, arus I yang mengalir berbanding lurus dengan beda potensial
antara ujung-ujung penghantar dan berbanding terbalik dengan hambatannya.
Pernyataan ini dikenal dengan Hukum Ohm, dan dinyatakan dengan
persamaan:
Hambatan
disebut juga resistor (R) dengan satuan ohm (Ω) yang berguna untuk mengatur
besarnya kuat arus listrik yang mengalir melalui suatu rangkaian listrik. Alat
ukur yang digunakan untuk mengukur suatu hambatan adalah ohmmeter. Hambatan
yang dimiliki oleh suatu bahan penghantar dapat mempengaruhi kuat arus yang
mengalir pada penghantar tersebut.
Berdasar
sifat resistivitas bahan, suatu bahan dibagi menjadi tiga, yaitu konduktor,
isolator, semikonduktor. Konduktor memiliki hambatan yang kecil, sehingga dapat
menghantarkan listrik dengan baik. Contohnya besi, baja, tembaga. Isolator
memiliki hambatan yang besar, sehingga tidak dapat menghantarkan listrik.
Contohnya kayu dan plastik. Sedangkan semikonduktor kadang bersifat konduktor,
kadang bersifat isolator. Contohnya karbon, silikon, dan germanium. Dari
sifat-sifat bahan tersebut, yang sering digunakan sebagai hambatan penghantar
adalah konduktor. Nilai hambatan bahan konduktor sebanding dengan panjang kawat
(l), dan berbanding terbalik dengan luas penampang kawat (A).
Secara
matematis, dapat dirumuskan sebagai berikut :
Pada
rangkaian listrik tidak bercabang, kuat arus yang melalui tiap komponen adalah
sama besar. Pada rangkaian listrik bercabang, arus listrik terbagi pada setiap
percabangan dan besarnya tergantung ada tidaknya hambatan pada cabang tersebut.
Besarnya
arus listrik pada masing-masing cabang dikenal dengan hukum Kirchhoff I yang
berbunyi: “pada rangkaian listrik yang bercabang, jumlah kuat arus yang masuk
pada suatu titik cabang sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik
cabang itu”.
Hukum
ini merupakan penerapan hukum kekekalan muatan pada rangkaian listrik yang
menyatakan bahwa jumlah muatan listrik pada suatu rangkaian listrik selalu
tetap.
Bentuklah
kelompok dengan teman sekelas Anda. Satu kelompok terdiri dari 5-6 siswa.
Kemudian lakukanlah kegiatan berikut:
1.
Rumuskanlah masalah mengenai hambatan
seri-paralel.
2.
Amatilah mengenai permasalahan hambatan
seri-paralel.
3.
Lakukan studi literature atau observasi
terkait dengan hambatan seri paralel
4.
Diskusikannlah:
a. Kelemahan
susunan seri parallel
b. Manfaat
susunan seri
5.
Analisislah dan sajikan hasil tulisan
kelompok Anda.
6.
Komunikasikanlah hasil diskusi kelompok Anda
didepan kelas secara bergantian.
Hambatan
dalam rangkaian dapat dirangkai secara
seri, paralel, atau seri-paralel (gabungan).
a.
Rangkaian Seri
b. Rangkaian Paralel
Penyusunan
hambatan listrik secara paralel berfungsi untuk membagi-bagi arus dan
memperkecil hambatan listrik.
Besar
hambatan total pengganti pada rangkaian listrik paralel adalah kebalikan
hambatan penggantinya sama dengan jumlah kebalikan hambatan dari tiap-tiap
penghambatnya.
Kuat
arus yang melalui hambatan pengganti paralel sama dengan jumlah kuat arus yang
melalui tiap-tiap komponen.
Tegangan
pada ujung-ujung tiap komponen sama, yaitu sama dengan tegangan pada
ujung-ujung hambatan pengganti paralelnya.
Kuat
arus yang melalui tiap-tiap komponen sebanding dengan kebalikan hambatannya.
Hukum II
Kirchhoff tentang tegangan menyatakan bahwa “ jumlah aljabar perubahan tegangan
yang mengelilingi suatu rangkaian tertutup (loop) sama dengan nol”. Rangkaian
tertutup (loop) dalam suatu rangkaian listrik adalah rangkaian keliling yang
berasal dari suatu titik dan akhirnya kembali lagi ke titik tersebut.
Di dalam
sebuah rangkaian tertutup, jumlah gaya gerak listrik (𝜀) dengan
penurunan tegangan (I.R) sama dengan nol.
Untuk
menggunakan persamaan tersebut dalam satu atau dua loop, harus memperhatikan
hal-hal berikut :
1. Kuat arus bertanda positif jika searah dengan
loop dan bertanda negatif jika berlawanan dengan arah loop.
2. GGL bertanda positif jika kutub positifnya
lebih dulu dijumpai loop dan sebaliknya GGL negatif jika kutub negatifnya lebih
dulu dijumpai loop.
Pada
setiap baterai, biasanya mengandung suatu hambatan karena kelajuan reaksi kimia
yang berlangsung di dalam baterai akan membatasi jumlah arus yang dapat
dihasilkan. Jadi jika tidak ada arus yang mengalir, biasanya tidak ada
penurunan tegangan, tapi jika ada arus yang mengalir pada elemen tersebut, maka
tegangan antara kutub-kutubnya akan berkurang.
Tegangan
pada elemen ini pada saat arus mengalir disebut tegangan jepit, yang besarnya :
thanks infonya,, izin copy sbagian :)
ReplyDelete